[Book Review] Gone With the Wind – Margareth Mitchel

Judul: Gone with the Wind

Penulis: Margareth Mitchell

Tebal: 1124 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

 

Ketika sampai di halaman akhir ada rasa kesal dan sakit hati. Iya, sakit hati karena pas sampai di halaman 1124 ternyata akhirnya tidak sesuai dengan harapan saya. 😑 Kesal dan sakit hati ini di sponsori oleh Scarlett O’Hara yang sangat saya kagumi. ⁣⁣⁣⁣

Scarlett itu wanita mandiri, gigih dan pantang menyerah, tidak seperti wanita-wanita lain di jamannya. Saat yang lain terpuruk dan meratap karena kekalahan perang menyebabkan mereka kehilangan harta dan saudara, tapi Scarlett tidak tinggal diam dan melakukan berbagai cara agar ia dapat mempertahankan tanah dan rumah, serta dapat memberi saudaranya makan. Kepintaran, keangkuhan dan kesuksesannya membuat banyak kaum pria dan wanita iri dan benci padanya. Walau banyak yang membencinya tapi ada Melanie, saudara iparnya yang berhati malaikat. Namun sayang kebaikan hati Melanie tak menyurutkan rasa cinta Scarlett pada Ashley Wilkes, suami Melanie. Tak ada yang tahu rasa cinta Scarlet pada Ashley kecuali Rhett Butler, pria kaya raya yang menyukai Scarlett. Rhett yang baik hati tapi Scarlett tidak pernah menyadarinya. 💔 (Rhett ini tokoh favorit saya ❤)⁣⁣
⁣⁣
Gone With the Wind ini menceritakan putaran roda kehidupan Scarlett O’Hara sejak ia hidup berlimpah harta sampai merasakan kemiskinan dan kalaparan. Saya kagum dengan karakter Scarlett yang digambarkan sebagai wanita muda yang mandiri, tegar dan masa bodo dengan omongan orang. Diusia muda Scarlett sudah tahu apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mendapatkannya. Sayangnya, Scarlett ini tipe orang yang tidak menyadari betapa berharganya sesuatu sebelum dia kehilangannya. Ia juga angkuh, egois dan keras kepala.⁣⁣
⁣⁣
Gone With the Wind memang novel klasik yang beda, walau tebal tapi saya sangat menikmati setiap potongan ceritanya. Dari kisah Scarlett sebaiknya kita belajar bahwa merasa cukup dan bersyukur itu perlu supaya hidup lebih bahagia.